Sabtu, 19 Januari 2013

PENGINGAT yang selalu BUNGKAM


Penasehat model ini selalu diam, tidak berkata sepatah kata pun. Tapi, seuaranya di lubuk hati manusia merupakan suara yang paling keras yang pernah ada. Ia penasehat, yang suaranya menggelegar. Ia tidak dapat berkata dengan bahasa teratur, tapi sorot matanya lebih berpengaruh dari semua perkataan penasehat. Ia tidak dapat menggerakan kedua tangan dan matanya ke kanan dan ke kiri, untuk membawa para pendengar pada ceramahnya, karena daya tariknya sudah tersorot padanya. Ia menarik hati, sebelum tubuh manusia. Ia tidak tahu bahasa syair, tapi tahu bahasa yang yang jauh lebih berbekas dari seluruh syair.
            Penasehat itu adalah “lubang”, dimana seluruh manusia akan tidur didalamnya, sesudah seluruh alat di tubuh manusia tidak berfungsi lagi dan telah menunaikan tugas ujian yang dibebankan kepadanya.
            Kuburan adalah tempat kembali yang tidak mungkin terelakan oleh manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengingatkan kita dalam firmannya, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya itu sesungguhnya akan menemui kalian’.” (QS. Al-Jumu’ah [62]: 8)
          Begitulah, segala sesuatu pasti akan terjadi. Segala sesuatu yang ada di dunia pasti terhenti di kuburan, liang lahat. Tidak ada lagi senyum, canda tawa, perdebatan, dan teriakan. Tiada lagi pembangkangan dan arogansi. Tiada lagi harapan dan kerakusan. Tiada lagi keikhlasan dan riya’. Tiada lagi perasaan bangga dengan jabatan, kecantikan, ketampanan, sanak kerabat, status sosial tinggi, dan kecerdasan. Kedzaliman orang dzalim dan kehinaan orang hina pun tidak ada lagi. Wajah ayu dan tampan, tangan dzalim, lidah bohong, mata berhianat, dan hati yang keras; semuanya berubah menjadi tengkorak dan tulang-tulang lapuk serta menjadi barang mainan cacing dari semua arah. Bayangka wahai saudaraku... Bayangkan!!!
            Seorag di lubang itu sendirian, sebagaimana ia dulu datang ke dunia sendirian. Di kuburan, ia hidup dalam dua kegelapan hakiki; kegelapan lubang dan kegelapan lahad. Selain itu ada kegelapan yang ketiga jika ia berperilaku kemaksiatan, yaitu kegelapan dosa. Ia semakin kalut ketika dihadapkan pada pertanyaan Munkar dan Nakir, serta hardikan keduanya. Ia bertambah stres ketika tempatnya di surga diperlihatkan kepadanya, “Tadinya ini adalah tempatmu di surga, lalu Allah menggantinya dengan tempat di neraka.” Abdullah
Sumber: Majalah “Mu’minah “/hal.49/Edisi 2/Tahun 1/April 2006

0 komentar:

Posting Komentar